Mujizat atau keajaiban biasanya merujuk kepada peristiwa yang tampaknya melampaui hukum alam dan dipandang sebagai tanda atau intervensi langsung dari Tuhan. Dalam Islam, mujizat paling sering dikaitkan dengan para nabi, seperti Nabi Musa ‘alaihissalam dan tongkatnya yang berubah menjadi ular, atau Nabi Isa ‘alaihissalam yang dapat menyembuhkan orang sakit.
Namun, sebagai individu biasa, kita tidak mencari mujizat dalam bentuk spektakuler tersebut. Sebaliknya, kita berdoa kepada Allah untuk petunjuk, perlindungan, dan rahmat-Nya dalam kehidupan sehari-hari kita. Berikut adalah contoh doa yang umum:
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
Transliterasi: “Rabbi inni lima anzalta ilayya min khayrin faqir.”
Artinya:
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat membutuhkan kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.”
Doa ini mencerminkan kerendahan hati dan kebutuhan kita kepada Allah dalam semua aspek kehidupan kita. Tidak ada doa khusus yang dijamin akan menghasilkan mujizat, tetapi keyakinan dan keikhlasan dalam berdoa, serta tindakan yang selaras dengan nilai-nilai dan ajaran Islam, adalah hal yang penting.
Perlu diingat bahwa berdoa bukanlah pengganti untuk tindakan dan upaya yang diperlukan dalam situasi tertentu. Sebagai contoh, jika Anda menghadapi masalah kesehatan, penting untuk mencari bantuan medis seiring dengan berdoa untuk kesembuhan.