Upacara “Nginjek Tanah” adalah tradisi Jawa yang dilakukan ketika bayi berusia 7 bulan (dalam hitungan Jawa) atau 210 hari. Upacara ini dilakukan sebagai simbol bahwa bayi sudah siap untuk mulai belajar berjalan dan siap menghadapi kehidupan.
Setelah melaksanakan doa bersama, biasanya akan ada serangkaian ritual dan acara yang berlangsung. Berikut ini adalah beberapa hal yang biasanya dilakukan:
- Nginjek Tanah: Bayi dipandu untuk menginjakkan kaki pertama kalinya ke tanah. Biasanya tanah yang dipilih adalah tanah yang subur dan produktif sebagai lambang kehidupan yang subur dan sukses.
- Melepas Ayam: Sebuah ayam (biasanya berjenis kelamin yang sama dengan bayi) dilepaskan dan bayi dibiarkan mengejarnya. Hal ini melambangkan harapan agar bayi kelak menjadi individu yang gigih dan tidak mudah menyerah.
- Memetik Buah: Bayi diberikan pilihan beberapa benda yang melambangkan berbagai profesi atau jalan hidup, seperti buku (ilmu pengetahuan), uang (keberhasilan material), dll. Pilihan pertama bayi dianggap sebagai pertanda tentang bakat dan minat bayi di masa depan.
- Pesta: Biasanya, keluarga akan mengadakan pesta kecil dengan teman dan keluarga untuk merayakan tonggak penting ini dalam kehidupan bayi.
Setiap keluarga dan daerah mungkin memiliki variasi mereka sendiri dalam upacara ini. Jadi apa yang harus dilakukan setelah doa bersama mungkin berbeda-beda. Yang paling penting adalah bahwa ini adalah acara yang penuh kegembiraan dan harapan untuk masa depan bayi.